Helikopter Pak Harto
Pagi yg cerah sehabis hujan semalam. Mengguyur desa baliwang. Radio tvri mengabarkan bahwa presiden suharto akan berkunjung ke desa penghasil lumbung padi terbaik.
Terdengar jejak-jejak langkah bocah kecil dengan bertelanjang kaki, berlarian di pingiran sawah. Dengan penuh semangat
“Salim... Salim... Kemari nak..!, tunggu emak Salim.. “Suara Mak Lasmi memanggil manggil anaknya. Mak Lasmi terus mengikuti anaknya dari belakang.
“Salim tidak mau terlambat mak...! Salim mau lihat helikoternya mendarat!“ jerit Salim menyahuti emaknya sambil terus berlari.
Penduduk sudah ramai disana tidak jauh dari tempat lintasan helikopter, pengaturan pun dimulai penduduk diminta beralih ke tempat penyambutan. Helikopter sedang berputar-putar bersiap-siap akan mendarat. Salim dan emaknya disana. Salim melongo dengan antusias.
Helikoter pun mendarat dilintasan. Baling - balingnya membuat debu dan daun - daun berterbangan.
Salim bocah kecil umur 6 tahun ikut berdesakkan dengan penduduk desa yang lainnya. Emak yang tidak lepas matanya melihat Salim, emak takut Salim terhimpit, emak berusaha melindungi Salim.
Salim kecil bisa melewati dari cela - cela orang untuk bisa kedepan melihat orang penting pertama di Indonesia. Bapak rakyat Indonesia, bapak Presiden Indonesia turun dari helikopter sambil melambaikan tangannya dengan ibu negara. Salim berhasil kedepan sekali.
Acara penyambutan Presiden berjalan apik. Dari Presiden memantau pertanian disawah, proses pelumbungan padi, dan proses agar menjadi beras yang berkualitas.
Isi pidato presiden:
Presiden berjanji akan membantu berusaha pada hal-hal yang diperlukan untuk peningkatan taraf hidup petani. Dan membantu untuk peningkatan kualitas pangan. Seperti mencanangkan koperasi, memberi sumbangan alat penggiling padi, donansi pupuk dan anti hama untuk pertanian. Sehingga diharapkan petani bisa diringankan bebannya.
Presiden juga mencanangkan untuk membeli hasil pangan negeri sendiri tidak lagi import dari negara tetangga, karena dari segi kualitas pangan negara Indonesia cukup baik bahkan lebih bisa unggul dari negara lain dan adanya ketetapan harga beras buat perusahaan distributor, dihimbau kepada penyalur untuk membeli harga yang lebih layak kepada petani, karena harga beras yang dibeli kepada petani harganya jauh lebih murah sedangkan dipasarkan berbeda jauh. Agar Petani tidak mengalami kerugian dan terus bisa meningkatkan kualitas pangan, dan perusahaan tidak lebih memilih barang import.
Presiden dibantu dengan mahasiswa pertanian ITB sedang melakukan pengujian membuat pupuk berkualitas baik buat tanaman, tanaman bisa menghasilkan dipanen tidak harus musimnya. Serta memproduksi anti hama tanpa bahan kimia aman buat lingkungan yang murah dan berkualitas baik. Jadi bisa merendahkan pengeluaran proses perawatan. Pengeluaran pembelian pupuk dan obat anti hama. Diharapkan semuanya semoga bisa berhasil.
Masyarakat mendengarkan presiden dengan khikmad. Presiden memberi semangat buat masyarakat agar terus meningkatkan SDA dan SDMnya agar lebih maju dari sekarang.
Penutupan kata sambutan, disambut dengan tepuk tangan riuh masyarakat. Acara Selesai
~~~~~~~~~~~~
Helikopter telah berangkat membawa sang presiden. Tapi Salim masih terus memandanginya dengan takjup dari jauh. Sampai heli tak terlihat dari pandangan sudah melintas jauh.
“Ayoo.. Salim..! mari kita pulang, nanti abah sudah sampai di rumah dari pasar, abah pasti lapar... Emak mau buat makan siang untuk Abah...“ kata Emak yang berusaha membujuk Salim untuk pulang.
Salim dan mak Lasmi berjalan pulang sambil Emak mengandeng tangan Salim.
Di perjalanan Salim dan emak melewati pasar kaget yang hanya ada satu bulan sekali, semua pedagang berjejer berkumpul, semua lengkap, barangnya berasal dari kota, disana ada yang menjual berbagai macam barang sembako, baju, alat rumah tangga,dll.
Salim matanya tidak lepas tertuju pada satu mainan di tenda yang menjual macam - macam mainan anak - anak. Salim melihat miniatur helikopter kecil.
“Helikopter pak Harto“ mak..! Itu helikopter pak Harto...! Kata Salim kepada emaknya. Emak tersenyum mendengarnya.
Emak berusaha menjelaskan kepada Salim dengan penuh kasih sayang sambil mengelus kepala Salim, mengiyakan apa yang dikatakan Salim “iya Salim... seperti helikopter yang membawa pak harto tadi ya“. Kata emak dengan lemah lembut. Emak menjelaskan bahwa mainan itu namanya miniatur helikopter. Menyerupai helikopter dalam bentuk mainan.
Helikopter yang kecil itu mak...bolehkah mak? Kata Salim yang berusaha membujuk emaknya ingin punya helikopter itu.
Emak akhirnya luluh juga hatinya, menuruti keinginan Salim dengan pesan bahwa mainannya harus dijaga ya jangan rusak.. Emak pun membayar uang kepada penjual dengan harga rp 3000.
Salim berterimakasih kepada emaknya dan berjanji akan Salim jaga helikopternya. Salim sambil tersenyum bahagia, berjalan dengan riangnya menerima mainan kecilnya.
Sambil berjalan... Salim berkata:
Mak, nanti kalau Salim besar, Salim akan punya mengendarai seperti helikopter pak Harto ini mak.... Salim akan ajak emak dan abah jalan - jalan. Sambil menunjukkan, memainkan helikopter kecilnya.
“Wing..wing.,,guing~,,,,!“
Emak hanya senyum saja mendengar omongan bocah kecilnya.
Salim sebenarnya bukanlah anak yang dibiasakan untuk mudah membeli mainan yang diinginkan ketika mata memandang. Kalau pun Salim ingin emak biasa mengajarinya menabung dari uang harian dan bersabar untuk membelinya.
Emak dan Abah takut Salim menjadi konsumtif jadi tidak ingin membiasakan Salim dengan mudah membeli mainan.
Abah lebih suka mengajarkan Salim membuat mobil dari batang pisang, kayu, atau lipatan dari kertas berupa pesawat, perahu, burung - burung kertas kemudian mewarnainya, menciptakan permainan yang menyenangkan.
Pernah suatu ketika Abah sedang ada kelebihan rezeki hasil panen. Abah ingin membeli hadiah untuk Salim sebagai kejutan di hari ulang tahunnya. Abah membeli mainan mobilan yang beremote dengan harga yang cukup mahal kemudian dengan bangganya Salim memperlihatkan kepada teman - temannya. Malah terjadi keributan, mainan itupun rusak.
Ketika dijelaskan abah, Salim tidak ingin tidak tertarik lagi kepada mainan yang dijual - jual pedagang karena mengingat keributan dengan temannya akibat mainan barunya menjadi tidak menyenangkan bermain bersama teman - temannya dan salim pun sadar bahwa masih banyak yang diperlukan emak dari sekedar untuk membeli mainannya kemudian rusak.
Salim ingat, bahwa Abah pernah berkata gangsing terbuat dari kayu lebih menyenangkan untuk dimainkan karena kamu bisa membuatnya sendiri Salim.. bukan sekedar bisa membelinya kemudian rusak.
Salim pun lebih merasa bahagia berkumpul dengan teman - temannya. Bisa bermain kelereng bersama temannya dengan bahagia, bermain gangsing yang dibuatnya sendiri, atau mobil - mobillan dari kayu dan batang pisang.
Tidak menghilangkan kebahagiannya. Kebagusannya bukan karena harganya, karena mahal maka pasti bagus, tapi karena Salim dan teman - temannya membuatnya sendiri. Dan mereka bahagia memainkannya bersama-sama. Tentunya bisa lebih mendekatkan pertemanan dan persahabatan karena tidak ada yang berkata punya ku lebih bagus dan keren karena harganya mahalnya orang tuaku membelinya.
Mungkin dengan didikan seperti itulah salim sangat menghargai sesuatu. Dari hal kecil sebuah barang mainan, baik itu mainan yang diinginkannya dengan cara ditabung ataupun helikopter pemberian ibunya. Salim selalu menjaga sesuatu yang didapatnya. Hampir setiap hari Salim bermain dengan helikopter pemberian ibunya. Salim selalu membenahi mainannya ketika selesai bermain, pasti selalu dibereskan kembali ditaruh ditempatnya, itu yang selalu ibunya ajarkan. Salim menaruh helikopter pemberian ibunya berbeda dengan mainannya yang lain. Salim selalu menaruhnya diatas meja kecil belajarnya. Salim sangat menyukai helikopter itu. Salim sangat tertarik dengan helikopter. Sampai Salim sudah bisa membaca dan menulis dan Salim bertumbuh besar mulai bersekolah lanjut, Salim tetap menyukai helikopter itu. Ditaruhnya helikopter pemberian ibunya rapi diatas meja belajarnya.
~~~~~~~~~~
Waktu terus bergulir tanpa terasa waktu telah berlalu. Keadaan berbeda di 14 tahun kemudian.
Di istana negara setelah upacara bendera. Semua hadirin melihat ke angkasa dengan terkagum - kagum. Tim Aerobatik dari TNI dengan pesawat tempur rIn1 Cakrawala buatan negara republik Indonesia sedang melakukan maneuver fly pass melesat diatas langit dengan gagahnya. Ada 6 pesawat diangkasa sedang beraksi.
Diatas pesawat sang pilot sedang terus berkonsentrasi melakukan aksi menerbangkan pesawat diangkasa. Di sayap kiri adalah kapten Ruli matumurung, sayap kanan bernama letda. hendrik hermansyah. Komando dipimpin oleh kapten Salim putrawardana asli dari desa kecil baliwang anak dari emak Lasmi dan abah Kasim.
Semua bersorak sorai. Bertepuk tangan melihat aktrasi manuver yang begitu hebat.
Created fitri
Email. vitriedoank@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar