Rabu, 14 Januari 2015

AnTu BAnyu By FIT3

Antu Banyu by fit3 (inspirasi dari cerita daerah yg di ceritakan kembali)

Sumatera selatan di aliri sungai sungai sungai besar, selain sungai musi yang menjadi pusat nya di kota ,ada juga sungai lematang di lahat dan beberapa sungai lainnya. Setidaknya ada 9 sungai. Maka disebutlah palembang dengan negeri batang hari 9 yang dialiri 9 sungai besar.

Ada cerita yang berkembang di masyarakat berhubungan tentang sungai musi yaitu legenda Antu banyu . Bahasa indonesia artinya hantu air.
~~~~~~~~~~~~
Ketika aku sedang bermain di rumah saudaraku di daerah lorong kidul,palembang. Disana ada dermaga kapal, kalau sekarang sih tempat perahu nelayan mencari ikan. aku ke sana memberanikan diri ke dermaga, penasaran ingin melihat orang yang berperahu menjaring ikan. Aku jalan melalui pinggirannya dengan berpegangan pada besi jembatan. Dermaga ini memang sudah tua,jalan pijakannya saja dari kayu tebal yang beberapa sudah renggang dan kropos dimakan usia.


Anak anak kecil berumur kira kira 12 - 15 tahun yang sedang bermain di perahu menggodaku "Kak...nanti kecebur awas ada hantu banyu loh...hohoho" .Setiap langkah kakiku melangkah lebar disauti oleh mereka.dengan riuh. "Eaaaya....! Eaaaya!". Hemm tidak lucu kalau aku sampai kepeleset disini anak anak kurcaci itu pasti tertawa dulu baru menolongku dan aku juga tidak terlalu pandai berenang. Bergedik juga  mendengar kata "hantu banyu" sudah lama tidak dengar. waktu kecil ku hanya membayangkannya, antu banyu itu mungkin seperti ikan duyung atau mungkin perempuan berambut panjang berwajah pucat atau mungkin seperti nenek penyihir berambut kuning jagung dalam legenda cerita barat. Cerita mitos zaman dahulu yang aku ingat ibu pernah menceritakannya.

Berawal dari kisah cerita orang orang tua dulu. Ada gadis bernama Juani dari keluarga yang amat sederhana. Dia menjadi kembang desa dikampungnya.
Sosok Juani merupakan gadis kampung yang pendiam, elok rupawan, berkulit kuning langsat dan rambut panjangnya yang hitam lebat terurai. Dia 3 saudara dengan 2 saudara laki laki yg masih kecil. Ayahnya seorang pencari ikan di sungai umum pekerjaan yg dilakukan dikampungnya.

Dia yg sedia dan yang hanya bisa membantu ibu dan ayahnya karena adik adiknya masih kecil. Kehidupan keluarga juani pas pas an. Ditambah lagi sifat buruk ayahnya suka berjudi dan berhutang pada rentenir yang sulit dihilangkan.

Seperti hari biasa gadis juani setelah membantu ibunya dirumah, menjaga warung kecil kecilan yang kebanyakan berisi sayur mayur dan mengurus adik adiknya, ia menunggu ayahnya pulang dari menangkap ikan. Utk memilih milih ikan, membersihkan nya kemudian menjemurnya menjadi ikan asin. Baru kemudian dijual dipasar. Harga nya akan lebih mahal jika di asinkan.

Ayah juani: juani, lah lamo tampaknya kau menunggu. Berapa Hari ni tangkapan ikan sepi air pun tak pasang,..

Juani: ia ayah, tak apalah kt syukuri saja ayah.. Yang terpenting alhamdulilh kita masih bisa makan kan ayah.

Ayah juani: iyalah.. Tolong bawakan dan taruh ini di belakang (mengulurkan alat jaring ikan dan topi nelayan). Penat sekali rasanya. Aku lelah sekali.

Juani bergegas kebelakang sambil membawa alat penjaring ikan yg diberikan ayahnya td
Ayah juani segera duduk di kursi dan menyeruput kopi yg tlah disiapkan ibu juani.

(Di dapur)
Ibu juani: ayah mu lah balek juani... ?
Juani: iyo bu, itu ado di depan bu lagi beristirahat.
Ibu juani: cak mano hasil tangkapan ikan hari ini..
Juani: lumayan lah bu... Alhamdulilah syukuri bae...
Ibu juani: iyo.. Juani. Kita pasti bisa cukup bisa menutupi galo galo nyo seandainyo bae ayah mu biso ngilangke sikap buruknya itu. Dak lagi bejudi dan berutang sano sini.
Juani: sudahlah bu.. Doa'ke bae lambat laun ayah nak berubah.

Keelokan rupa Gadis Juani memang sudah begitu terkenal di kalangan masyarakat. Banyak memang bujang (kaum lelaki) berharap mempersuntingnya.

Tapi banyak pula yang mengundurkan diri karena melihat sosok ayah juani yg kasar keras suka berjudi lagi galak, tapi walau begitu ayah juani tidak mengesampingkan keluarganya ia tetap mencari nafkah. Ya yg ujung ujungnya ayah juani meminjam sana sini. Bahkan pd rentenir.

Ada beberapa lelaki yg memberanikan diri datang meminang juani. Namun Gadis Juani belum jg mau menentukan pilihan hati kepada satu bujang pun.

Hingga, pada suatu masa, bapak Gadis Juani terpaksa menerima pinangan dari Bujang Juandan, karena terjerat hutang dengan ayah Bujang Juandan. Seorang saudagar mencakup sebagai rentenir di desa.

Sebelumnya suruhan ayah bujang juandan mendatangi, mengobrak abrik rumah gadis juani meminta ayahnya membayar hutang. Sampai akhirnya anaknya bujang juandan ternyata menyukai juani, merengek pada ayahnya agar juani menjadi istrinya.

Ayah juani: juani pokoknyo kau harus menerima pinangan juandan. BEsok luso keluargonyo nak datang ke sini.

Juani: tapi ayah... Juani dak cinto samo dio....

Ayah juani: kalau kau dak terimo dio, nyawo aku jd taruhannya juani. Kito lah banyak berutang samo bapaknyo. Cakmano kito bayarnyo.

Juani termenung.. Menangis seorang diri, ibu nya hanya bisa pasrah dan menenangkan juani.


Bujang Juandan adalah pemuda dari keluarga kaya raya, namun yang menjadi masalah adalah Bujang Juandan bukanlah pemuda tampan. Bahkan tidak sekadar kurang tampan, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga ia pun dikenal sebagai Bujang Kurap.

Mendengar kabar itu, Gadis Juani tambah bersedih hati. Ia hendak menolak namun tak kuasa karena kasihan kepada bapaknya......

Keesokan harinya bujang juandan dan keluarganya datang kerumah hendak meminang juani dan menetukan hari.

Juani merasa sedih.. Dan jijik sekali melihatnya. Ternyata bujang juandan itu genit sekali. Tatapan nya itu pada juani terlihat tidak sopan. Seperti seekor kucing yg siap menerkam mangsanya. Juani jijik, jengah melihat sikapnya.

Berhari-hari ia menangisi nasibnya yang begitu malang. Namun apa hendak dikata, pesta pernikahan pun sudah mulai dipersiapkan. Orang sekampung ikut sibuk menyiapkan upacara perkawinan Gadis Juani dan Bujang Juandan.

Ayah juani: sudahlah juani. Engkau pasti akan bahagia bersama juandan. Hidup kita tdk akan susah lagi juani. Ayahnya kayo rayo di desa ini. Saudagar juani.
Ibu juani: jangan menangis nak.. Ini mungkin sudah takdir....
Juani: hanya bisa diam dan tdk henti hentinya menangis

Ayah juani: berhentilah! Terus terusan Kau menangis, mengurung dikamar juani!. Apa kau mau aku matii.

Akhirnya malam perkawinan tiba, Gadis Juani yang cantik dipakaikan aesan penganten (baju dan perhiasan pengantin adat sumsel) Gadis juani tampak begitu anggun menunggu di kamar tidurnya yang telah dihiasi layaknya kamar pengantin, juani duduk di tepi ranjang sambil berurai air mata.

Ketika orang serumah turun menyambut kedatangan arak-arakan rombongan Bujang Juandan, hati Gadis Juani semakin hancur.... Berurai airmata..

Juani kalut, bingung, sedih, hatinya hancur. Pertentangan pikirannya, menyelamatkan ayahnya, menikah, atau menolak kabur, tp ayahnya pasti akan dibunuh oleh anak buah ayah bujang juandan.

Di tengah kekalutan pikirannya, Ia pun mengambil keputusan, dengan berurai air mata ia nekat keluar lewat pintu belakang dan belari menuju sungai.

Akhirnya dengan berurai air mata Gadis Juani pun mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai musi.

Beberapa anak hilang karena tenggelam di air sungai disangkut pautkan dengan cerita gadis juani.

KoNoN Kematiannya yang penuh derita menjadikannya arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Banyu yang sering mencari korban anak-anak.

Agar tidak menjadi korban juani. Masyarakat sekitar selalu mempunyai kebiasaan bila hendak kesungai membaca mantra yang diajarkan oleh orang orang tua dulu yaitu mantera pengusir Antu banyu bilamana kita akan ke kayek (pergi ke sungai) mengambil air.

Dengan cara memukul air sungai 3x dengan telapak tangan mengucapkan syair ini:

“Wahai antu banyu antu betangkup~ aku kesini cuma nak ngambek ayek“ (wahai hantu air,hantu penyembunyi permisi aku kesini hanya ingin mengambil air)

"Nyisih lah kau dulu, Bujang Juandan nak ke kayek" (Menyingkirlah engkau sebentar, Bujang Juandan hendak turun ke sungai)“


Begitulah asal mula cerita antu banyu.

Kisah ini sangat terkenal di tengah masyarakat palembang,turun temurun, Tapi sebenarnya kisah ini hanya untuk menakuti anak-anak kecil yang belum pandai berenang agar tidak sembarangan bermain sendirian di sungai,maka dibohongi lah karena ada antu banyu jadi jangan main ke sungai.

Sebagaimana dulu dan sekarang pun masih ada rumah panggung yg berada di pinggir sungai dekat sungai. Tidak sedikit nyawa anak-anak yang melayang akibat tenggelam di sungai karena mencoba coba berenang disungai.


kalau kita baca syair itu Antu Banyu “gadis juani“ akan lari menjauh karena enggan bertemu si Bujang Kurap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar